Tuesday, January 20, 2009

Cerita Dari Pantai Sanur

Yang tersayang mas Adna dan adek Ilham,

Selama di Bali ini bude Ocie dan oom Andre sempatkan untuk berjalan kaki di pantai Sanur. Kemarin kami jalan sekitar 45 menit dan tadi pagi kami jalan lebih dari sejam. Cukup untuk olahraga pemanasan pagi-pagi.

Sepanjang pantai Sanur sekarang ini sudah ada tempat pejalan kaki yang mencapai beberapa kilometer. Di beberapa tempat masih dalam proses pengerjaan, tapi kita sudah bisa berjalan kaki di sebagian besar pantainya. Pantai Sanur ini seperti pantai lainnya di Bali terbuka untuk umum. Namun karena hampir sebagian besar areal ini sudah menjadi areal hotel dan tempat2 komersial lain, maka sebagian besar pantai Sanur sudah tertutup oleh hotel2 ini. Ada beberapa pintu masuk ke areal pantai yang bisa digunakan oleh publik yang tidak tinggal di hotel2 di sana. Kita bisa parkir mobil di tempat parkir umum yang disediakan pemerintah daerah dan tidak perlu bayar sepeserpun. Pintu-pintu masuk publik ini mudah sekali dicapai. Banyak petunjuk-petunjuk di jalanan.

Enak ya, orang Bali bisa menikmati pantai2 mereka dengan gratis?

Bayangkan kota kita Jakarta. Walaupun kota kita terletak di pinggir pantai tapi kita tidak bisa melihat pantainya dan akses untuk masuk ke pantai juga sudah tertutup oleh perumahan atau kita harus masuk melalui Ancol. Mas Adna dan adek Ilham kan sudah pernah ke Ancol, disana kita harus bayar tiket masuk ke areal Ancol saja sebesar Rp. 10,000 per orang ditambah dengan tiket untuk mobil kalau kita bawa mobil. Sebelum sempat berjalan-jalan di pantai Ancol saja kita sudah harus bayar mahal.

Bude Ocie dan oom Andre pernah coba ke salah satu pantai yang bukan di Ancol, tapi bude lupa namanya. Selain jauh, tidak ada petunjuk arah dan disana kita harus bayar masuk areal parkirnya. Dan kalau pas kita kesana hari libur, waaaahhhh ribuan orang datang kesana. Dan kalau ribuan orang ada disana, mereka sudah pasti banyak buang sampah sembarangan, sehingga kita jadi malas untuk berjalan-jalan di pantai itu.

Tapi di Sanur, seperti juga di pantai-pantai lain di Bali (bisa Kuta, Legian, Seminyak, Petitenget, Gianyar, Jimbaran dll), kita bisa mengakses pantainya tanpa membayar apapun. Enaknya di pantai Sanur adalah tidak banyak orang yang kesana karena kelihatannya orang masih lebih suka ke Kuta atau Legian). Jadi kalau kita hanya mau berenang dan jalan2 di pantai, bude sarankan untuk coba pantai Sanur.

Enaknya lagi, karena banyak hotel2 disepanjang pantai ini, maka dari pantai kita bisa pilih mau makan di hotel yang mana, karena banyak pilihan, dari mulai restoran yang mahal sampai tukang jual bakso pikulan.

Disana juga ada beberapa toko yang jual baju2 bali, baju berenang, atau suvenir yang lain, jadi kalau memang malas berenang bisa juga sedikit belanja.

Atau mas Adna dan adek Ilham mau di-tattoo? hehehe.... bukan tattoo beneran, yang sementara aja. Bundamu juga bisa dapatkan jasa manicure dan pasang cat kuku yang artistik, tapi hati2 dalam menawar dan jangan mau ditipu. Harus jelas apa yang ditawarkan (misalnya cat semua kuku tangan dan kaki seharga 50-100 ribu). Pastikan bahwa itu untuk semua kuku. Karena pernah teman oom Andre, istrinya oom David yang bernama tante Keiko, ditipu di Kuta dan bilang kalau satu kuku harganya 50 ribu, jadi kalau semua kuku tangan jadi 500 ribu!!!

Tapi disamping semua itu, rasanya enak sekali deh jalan-jalan di pantai Sanur. Tempat pejalan kakinya di-paving dengan baik dan rupanya proyek ini dikerjakan dengan bantuan dana dan keahlian dari Jepang.

Coba hal itu bisa dilakukan untuk sepanjang pantai di Jakarta ya? Tapi yang jelas kalau di pantai Jakarta harus ada proyek pembersihan pantai dan laut sekitar Jakarta dulu. Kalau tidak dibersihkan, mana mau ya kita kesana?

Cium sayang,
Bude Ocie

No comments: