Thursday, March 29, 2007

Jalan-jalan ke Tigre

Yang tersayang mas Adna dan adek Ilham,

Setelah beberapa hari di Buenos Aires, oom Andre dan bude Ocie memutuskan untuk mengunjungi Tigre, sebuah tempat unik kurang lebih satu jam dari Buenos Aires. Biasanya orang Buenos Aires datang kesini untuk berakhir pekan. Kami pergi naik kereta kesana. Sayang sekali, kami tidak sadar kalau hari itu adalah hari libur nasional mereka, sehingga kereta yang ke Tigre sangat penuh. Akhirnya kami harus berdiri selama 1 jam dari Buenos Aires. Keretanya sih nyaman, tapi penuh sekali dengan orang-orang yang akan ke Tigre atau ke tujuan lain di dalam kota Buenos Aires. Mungkin jaraknya hampir sama kalau kita ke Bogor dan keretanya berhenti di kalau nggak salah 10 stasiun sebelum sampai di Tigre, tapi termasuk cepat dan yang penting keretanya ber-AC/pemanas, jadi walaupun pada waktu itu cuaca dingin, kita tetap nyaman. Capek juga sih kalau harus berdiri...:-) Jadi waktu pulangnya, kita sengaja menunggu kereta berikutnya untuk dapat tempat duduk...:-)

Tigre terletak di Rio de la Plata (sungai yang airnya berwarna perak kecoklatan karena memancarkan warna tanah di dataran sungainya). Di sana ada beberapa kanal yang akan membawa kita ke muara sungai. Kami naik perahu reguler yang memang melayani angkutan sepanjang sungai ini. Tempat-tempat yang kami lewati di kanal-kanal sungai ini penuh dengan villa-villa ataupun rumah-rumah tinggal dengan arsitektur unik. Karena daerah ini juga merupakan tempat berakhir pekan warga Buenos Aires, maka tentu saja ada restoran-restoran dengan berbagai gaya. Biasanya di terminal perahu di Tigre kita akan ditawari untuk singgah di restoran-restoran ini dengan menggunakan perahu khusus, tapi tentu saja dengan harga yang lebih mahal. Untuk yang ingin sedikit berpetualang, naik saja perahu reguler dengan membayar 7 Peso per orang untuk perjalanan pulang pergi, dan turun di restoran yang diinginkan. Harga tersebut sudah termasuk berhenti beberapa kali untuk melihat tempat-tempat yang ada di sepanjang kanal-kanal sungai ini.

Oom Andre dan bude Ocie memutuskan untuk singgah di Museo Casa de Sarmiento (rumah museum salah satu presiden pertama Argentina, Sarmiento) yang letaknya di salah satu kanal. Rumah mantan presiden ini masih terawat dengan baik, dan ditutup dengan rumah kaca sehingga kita masih bisa mengunjunginya namun rumahnya tidak terkena perubahan cuaca langsung. Rumah museum ini sangat kecil bila diingat siapa yang pernah tinggal didalamnya. Sangat sederhana. Namun yang menonjol adalah sebuah meja kerja yang kelihatannya merupakan tempat dimana beliau menghabiskan waktunya selama tinggal disana.

Kami berdua memutuskan untuk makan siang di salah satu restoran tidak jauh dari museum Sarmiento ini. Makanannya segar, enak dan dengan pemandangan yang indah ke arah sungai yang bersih, tenang dan dengan cuaca yang hangat. Pelayanan di restoran ini sangat cepat walaupun hanya restoran kecil dan cukup banyak pengunjung yang harus dilayani. Kalau saja pengusaha restoran di Indonesia bisa meniru bagaimana baiknya pelayanan disini...

Setelah puas makan, kami kembali ke kota Tigre dan berjalan-jalan mengelilingi kota ini. Rasanya nikmat sekali bisa berjalan-jalan di sepanjang pinggiran sungai. Banyak orang yang duduk-duduk di pinggiran sungai, di hamparan rumputnya. Mereka sangat disiplin untuk tidak mengotori tempat-tempat ini, sehingga kita bisa melihat begitu banyak orang disana, tapi tidak ada sampah berserakan. Anak-anakpun sudah diajari tentang pentingnya menjaga kebersihan ini, sehingga mereka sudah biasa untuk membuang sampah ditempat yang sudah disediakan. Kami berdua juga akhirnya duduk-duduk di rumput di pinggiran sungai sambil makan es krim. Untuk mengelilingi kotanya dengan berjalan kaki juga nyaman, karena selalu ada tempat khusus pejalan kaki dan jalanannya rindang dengan banyak pohon disepanjang jalan.

Akhirnya kami berdua cape juga berkeliling di kota Tigre sambil dibuntuti oleh seekor anjing yang tampangnya sih sangat mengerikan tapi benar-benar tidak menggigit atau menggonggong, hanya setia saja mengikuti kami kemanapun kami pergi. Anjing itu pergi ketika kami masuk ke stasiun untuk kembali ke Buenos Aires. Aneh bukan? Kata oom Andre, anjing itu ngikutin bude karena bude takut anjing, hehehe...

Cium sayang,

Bude Ocie

No comments: