Tuesday, March 27, 2007

Surat dari Kediaman Pablo Neruda

Yang tersayang Adna dan Ilham,

Hallo, apa kabar mas Adna dan adek Ilham di Jakarta? Ayah dan Bunda sehat-sehat kan? Kapan mas dan adek ke Bandung menengok Eyang Kakung dan Eyang Putri? Tolong sampaikan kalau Bude Ocie dan Oom Andre sehat-sehat dan senang jalan-jalan di Amerika Selatan ya.

Di Chile, Bude Ocie dan oom Andre juga berkunjung ke salah satu rumah yang dulu ditinggali oleh penyair Pablo Neruda yang disebut La Chascona. Pablo Neruda adalah penyair Chile yang paling terkenal. Syair-syairnya masih sangat dihapal oleh orang Chile dan mereka masih sangat mencintai beliau walaupun sudah meninggal. Kalau tidak salah, beliau pernah menjadi dutabesar Chile di Indonesia lho, hanya bude lupa kapan tepatnya. Di depan La Chascona ada 6 tugu batu yang bertuliskan puisi yang konon paling disukai beliau. Sekarang tempat ini jadi tempat nongkrong penyair-penyair muda Chile.

Pada kesempatan lain, bude Ocie dan oom Andre juga mengunjungi rumah Pablo Neruda yang di Isla Negra. Sekarang rumah ini sudah direstorasi dengan indahnya dan menjadi Museo-Casa Pablo Neruda atau Rumah Museum Pablo Neruda. Rumah ini dibeli oleh Pablo Neruda pada tahun 1939 dan pada tahun-tahun terakhirnya, beliau menjadikan rumah ini sebagai tempat beliau menulis. Yang unik adalah rumah ini letaknya di pinggir tebing dan kita bisa melihat Laut Pasifik dari sini. Pablo Neruda ternyata takut melaut tapi sangat cinta laut. Jadi beliau membangun tempat yang menyerupai perahu dimana beliau berkarya. Konon beliau mendapatkan inspirasi kalau menulis di gubuk di sebelah rumahnya ini. Yang juga unik adalah beliau mendesain rumah ini seperti interior perahu. Di museum ini sekarang penuh dengan koleksi benda-benda yang diperoleh dari perjalanan beliau ke segala penjuru dunia, termasuk ke Indonesia. Pablo Neruda dan istrinya Mathilde juga dikuburkan di sini, tidak jauh dari rumahnya. Untuk masuk ke museum ini kita harus dipandu oleh pemandu/guide, dan membayar sekitar USD 4, tapi berhubung bude dan oom berkenalan dengan direktur museumnya, kami tidak perlu bayar bahkan diberikan pemandu khusus dan secangkir kopi panas setelah berkeliling.

Pulang dari Isla Negra, jalanan menuju Santiago sangat berkabut. Rasanya belum pernah bude naik mobil dalam keadaan berkabut seperti ini. Bayangkan sejauh 30 kilometer kabutnya sangat pekat, dan bahkan pada salah satu ruas jalan tol kami tidak boleh masuk karena katanya ada kecelakaan. Sangat menakutkan sih tapi pengalaman juga, karena ternyata ini hal biasa di sini. Untung oom Andre yang nyupir dan untung pula ada 2 orang teman yang juga akan pulang ke Santiago sehingga kita tidak berdua saja ditengah kabut pekat ini. Paling tidak ada penunjuk jalan kan? Kedua teman kami itu pergi ke Isla Negra untuk mempersiapkan acara ulang tahun Pablo Neruda yang masih selalu diperingati oleh masyarakat Chile dengan menggelar berbagai pertunjukan seni. Katanya pernah pada waktu ulang tahun beliau, yang datang ke Isla Negra ini mencapai 150 ribu orang!! Betapa cintanya masyarakat Chile kepada beliau ya? Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di sana sangat cinta dengan puisi, apalagi dengan pusisi Pablo Neruda yang tidak hanya indah tapi juga penuh perjuangan.

Mudah-mudahan surat bude Ocie ini bisa menambah kecintaan Adna dan Ilham pada membaca, terutama membaca puisi dan novel karya orang-orang besar di dunia ya.

Peluk dan cium dari Chile,

Bude Ocie

No comments: